Sebuah Inovasi Dosen UM Surabaya Ciptakan Alat Makan bagi Anak Disabilitas
Dosen UM Surabaya menciptakan alat inovasi makan dan aplikasi Dikta Care untuk anak Disabilitas.
KamiBijak.com, Infosiana – Beberapa anak disabilitas terkadang ada yang mengalami kesulitan ketika ingin makan. Maka dibutuhkan inovasi bagi mereka. Seperti yang dilakukan oleh Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), membuat inovasi aplikasi dan alat makan bagi disabilitas.
Dilansir dari laman resmi UM Surabaya, Senin (28/8/2023), inovasi tersebut diberi nama Dikta Care. Bahkan alat itu juga sudah diterapkan pada Sekolah Luar Biasa dan Yayasan di Kota Surabaya.
Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Kemendikbud Ristek 2023 ini diinisiasi oleh tiga dosen yakni Mundakir sebagai ketua, Idham Choliq dan Lukman Hakim sebagai anggota. Menurut Mundakir, aplikasi dan alat inovasi ini memang dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Yakni tentang upaya dalam meningkatkan kemandirian anak disabilitas.
Aplikasi bisa diakses melalui link berikut https://www.diktacare.com/ "Bahwa agenda pengabdian ini berangkat dari persoalan mitra tentang kurangnya materi dan alat penunjang yang mendukung kemandirian anak disabilitas untuk melakukan aktivitas seperti makan," tuturnya.
Sementara Idham Choliq menjelaskan tentang aplikasi dan alat inovasi dikta care. Menurutnya, aplikasi dikta care ini dapat diakses melalui handphone android. Yakni isi dari aplikasi ini berupa modul dan video pembelajaran tentang peningkatan aktivitas sehari-hari (activity daily of living) seperti aktivitas makan, mandi, berpakaian, toileting, dan menulis.
Di aplikasi ini dapat melakukan pemantauan terkait tingkat kemandirian anak disabilitas. Pemantauan itu dilakukan setelah anak disabilitas mendapatkan latihan menggunakan inovasi alat makan yang telah dibuat sesuai kebutuhan mereka. Aplikasi dan alat inovasi makan ini merupakan satu kesatuan untuk meningkatkan kemandirian mereka dalam melakukan aktivitas makan.
"Jadi, aplikasi itu gunanya untuk meningkatkan pengetahuan caregiver dan memantau kemandirian siswa. Alat inovasi makannya untuk latihan meningkatkan kemandiriannya," tutur Idham.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Surabaya Isrumilah menyampaikan bahwa memang selama ini para guru masih belum optimal dalam memberikan pelajaran tentang kemandirian dalam melakukan (Activity Daily Living) ADVnya.
“Ya sama sepintas saja di waktu-waktu pelajaran, sehingga memang kebanyakan dari mereka banyak yang belum bisa mandiri khususnya makan,” tutur Isrumilah.
Beliau menyampaikan terima kasih kepada Tim Pengabdian karena telah memberikan fasilitas berupa aplikasi dan inovasi alat makan untuk siswanya yang memang membutuhkan hal itu.
“Program pengabdian ini sangat tepat sesuai kebutuhan kami selama ini. Dengan adanya program ini harapan kami siswa di sini dapat meningkatkan kemandirian mereka khususnya dalam aktivitas makan, karena itu hal yang mendasar dalam kehidupan mereka agar tidak selalu bergantung pada orang tuanya,”pungkasnya. (Rafly/MG)
Sumber: kompas.com