
Semana Santa 2025 di Larantuka Siap Hadirkan Peribadatan Inklusif Ramah Disabilitas
KND mendorong Semana Santa 2025 di Larantuka menjadi tradisi religius yang inklusif bagi disabilitas dengan dukungan penuh dari KWI.
KamiBijak.com, Berita - Komisi Nasional Disabilitas (KND) bersama Yayasan Ignatius Joseph Kasimo melakukan audiensi dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pada Kamis, 6 Maret 2025 di Jakarta. Pertemuan ini bertujuan mendorong kesetaraan akses bagi penyandang disabilitas dalam kegiatan keagamaan, khususnya dalam tradisi Semana Santa di Larantuka, Flores Timur.
Semana Santa, atau Pekan Suci, merupakan tradisi Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad di Larantuka dan menjadi daya tarik wisata religi, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Tahun ini, tradisi tersebut diharapkan menjadi lebih inklusif, membuka ruang bagi umat disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian ibadah.
Prosesi Semana Santa di Larantuka, Flores. (Foto : Dok Kementerian Agama RI)
Ketua KND, Dante Rigmalia, menyoroti tantangan yang kerap dihadapi penyandang disabilitas dalam mengakses tempat ibadah. Ia menyebut bahwa hambatan tidak hanya datang dari sisi infrastruktur, namun juga dari stigma sosial yang masih kuat di masyarakat.
“Bahkan ada keluarga yang enggan mengajak anggota keluarganya yang disabilitas beribadah karena merasa malu atau terbebani oleh pandangan masyarakat,” ujar Dante.
Sementara itu, Kikin Tarigan, Komisioner KND, menyampaikan bahwa Semana Santa 2025 akan menjadi momentum penting dalam mendorong inklusivitas. KND telah merancang berbagai kegiatan pendukung seperti sosialisasi aksesibilitas rumah ibadah, pelatihan tentang budaya disabilitas, pelatihan dasar bahasa isyarat, serta penyusunan prosesi ibadat yang inklusif, mulai dari Rabu Trewa, Kamis Putih, Jumat Agung, hingga Paskah.
Paulina Heni Hayon dari Yayasan Ignatius Joseph Kasimo menambahkan bahwa pihaknya bersama Keuskupan Larantuka telah menjalin kerja sama resmi dengan KND melalui penandatanganan MOU. Selama prosesi Semana Santa, panitia akan menyediakan area khusus, akses yang ramah disabilitas, dan pendampingan bagi peziarah disabilitas. Selain itu, mereka juga akan diajak berkunjung ke destinasi religi seperti Bukit Doa Fatima.
Mgr Antonius Subianto Bunjamin, Ketua KWI, menyambut baik inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa Gereja Katolik terbuka terhadap keterlibatan penyandang disabilitas dalam praktik keagamaan. Ia juga menyinggung keteladanan Paus Fransiskus saat kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2024, di mana Paus menunjukkan kepedulian tinggi kepada kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.
Semana Santa 2025 yang akan berlangsung pada 16–20 April diharapkan menjadi titik balik dalam penyelenggaraan peribadatan yang lebih inklusif. Dengan kolaborasi lintas lembaga, tradisi sakral ini tak hanya memperdalam iman umat, namun juga memperluas makna solidaritas dan kesetaraan bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. (Restu)
Sumber: Tribun News
Video Terbaru




MOST VIEWED




