KabarBijak

Setiap Negara Miliki Bahasa Isyarat Berbeda, Bagaimana Tuli Berkomunikasi Antar Negara?

Sulitnya berkomunikasi dengan bahasa Isyarat antar negara, karena di setiap negara dan daerah memiliki ragam bahasa yang berbeda

5,145  views

KamiBijak.com, Infosiana – Menurut komunitas Tuli, bahasa Isyarat merupakan alat komunikasi antara satu dengan lainya. Setidaknya di Indonesia terdapat dua bahasa Isyarat yang digunakan oleh komunitas Tuli, yaitu Bisindo dan Sibi.

Bahasa Isyarat Indonesia: Yuk Pelajari Bahasa Komunikasi Teman Tuli!

Diambil dari Tempo, Adi Kusumo Baroto, peneliti bahasa Isyarat di Universitas Indonesia, menyebutkan Bisindo lahir dari komunikasi alamiah kelompok Tuli di Indonesia, sedangkan Sibi berasal dari bahasa Isyarat buatan Pemerintah.

Perbedaan keduanya dapat dilihat dari jumlah penggunaan tangan, Bisindo lebih menggunakan dua tangan untuk merepresentasikan satu huruf, sedangkan Sibi cukup menggunakan satu tangan saja.

Penggunaan Sibi tidak jauh berbeda dengan bahasa Isyarat di Amerika, yaitu American Sign Language (ASL). Selain ASL, bahasa Isyarat yang cukup terkenal dan sering menjadi rujukan adalah bahasa Isyarat di Inggris, yaitu British Sign Language (BSL). 

Lalu, bagaimana jika terdapat perbedaan setiap bahasa Isyarat dalam negeri dan bagaimana Tuli antar negara saling berkomunikasi?

Memahami Teman Tuli dengan Macam Bahasa Isyarat Mereka - Unair News

Dilansir laman resmi National Institute on Deafness and Other Communication Diseases, tidak ada bahasa Isyarat universal yang disepakati. Artinya, bahasa Isyarat setiap negara atau daerah akan berbeda dengan wilayah lainnya. 

Mudahnya, Komunitas Tuli yang memahami Bisindo atau Sibi belum bisa berkomunikasi dengan Tuli yang menggunakan ASL ataupun BSL. Sama halnya dengan lisan bahasa Indonesia yang kesulitan berkomunikasi dengan lisan Bahasa Inggris.

Pada 1970-an, World Federation of the Deaf pernah mencoba membuat Bahasa Isyarat Standar Internasional untuk memudahkan komunikasi selama pertemuan-pertemuan bertaraf internasional. 

Dalam buku tersebut, setidaknya terdapat 1.500 tanda yang dapat digunakan oleh kelompok Tuli internasional. Sayangnya, upaya ini tidak pernah benar-benar berhasil. (MG/Dicky)

Sumber: difabel.tempo.co

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share. 
KamiBijakID Channel: http://bit.ly/KamiBijakIDChannel   
 
 

Terima kasih sudah menonton. Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.