Tips Melatih Anak Mandiri di Toilet untuk Cegah Penyakit dan Kurangi Stres
Tips melatih anak toilet training untuk cegah penyakit dan kurangi stres keluarga.
KamiBijak.com, Hiburan - Melatih anak mandiri di toilet adalah bagian penting dari tumbuh kembang mereka. Toilet training yang tepat membantu mencegah penyakit seperti infeksi dan konstipasi. Dengan metode yang sesuai, proses ini bisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Artikel ini memberikan panduan praktis berdasarkan saran ahli.
Mengapa Toilet Training Penting?
Toilet training bukan hanya soal kemandirian, tetapi juga berhubungan dengan kesehatan dan kenyamanan keluarga. Menurut dr. Meitha Pingkan Esther SpA (K) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), toilet training yang tertunda dapat menyebabkan:
- Penyebaran penyakit seperti diare dan hepatitis A.
- Masalah kesehatan seperti konstipasi akibat penolakan buang air besar.
- Stres pada orang tua, pengasuh, dan guru di sekolah.
Keterlambatan toilet training juga bisa menambah beban kerja bagi petugas di tempat penitipan anak dan taman bermain. Sebagai contoh, survei menunjukkan bahwa 60% petugas tempat penitipan anak melaporkan peningkatan waktu yang dihabiskan untuk membantu anak yang belum terlatih toilet, yang dapat mengurangi perhatian mereka pada tugas lain.
Tujuan Utama Toilet Training
Toilet training bertujuan mengajarkan anak untuk mengenali sensasi buang air kecil dan besar serta menguasai tata cara menggunakan toilet. Menurut dr. Meitha, proses ini melibatkan:
- Mengenali sensasi ingin buang air kecil atau besar.
- Menuju toilet, duduk dengan benar, dan membersihkan diri setelahnya.
- Menyiram toilet, mencuci tangan, dan memakai celana sendiri.
Kisaran Usia yang Ideal
Anak non-autisme umumnya siap memulai toilet training pada usia 12-36 bulan. Pada usia 24 bulan, anak biasanya sudah mampu berbicara dan memahami komunikasi sederhana. Selain itu, tanda-tanda kesiapan lainnya termasuk kemampuan mengikuti instruksi sederhana, menunjukkan ketertarikan pada penggunaan toilet, serta mulai merasa tidak nyaman saat popoknya kotor. Rata-rata, usia ideal untuk toilet training adalah 2,5 tahun. Namun, setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda.
Cara Efektif Melatih Toilet Training
Jadwal Pelatihan
Berikut tips membuat jadwal pelatihan toilet training:
- Bawa anak ke toilet setiap 90 menit. Jika tidak buang air kecil, interval berikutnya menjadi 60 menit. Jika berhasil, kembali ke jadwal 90 menit.
- Berikan penguatan positif. Ajak anak duduk di toilet sambil menyanyi, membaca buku, atau bermain mainan kecil. Jangan sampai aktivitas ini mengalihkan perhatian anak dari tujuan ke toilet.
Jika Anak Pipis di Celana
Ketika anak mengalami "accident," ajak mereka membersihkan urine di lantai. Tetaplah bersikap positif dengan memberikan kata-kata penyemangat seperti, "Tidak apa-apa, kita coba lagi nanti," untuk membantu anak merasa didukung selama proses ini. Langkah ini bukan untuk menghukum, tetapi untuk memberikan konsekuensi alami sehingga anak belajar menghindari hal serupa.
Apresiasi Keberhasilan
Berikan pujian saat anak berhasil menggunakan toilet secara mandiri. Hal ini penting untuk meningkatkan motivasi mereka dalam proses pembelajaran.
Tips Praktis Toilet Training
- Gunakan pakaian yang mudah dilepas agar anak lebih mandiri, seperti celana dengan karet pinggang elastis atau baju tanpa banyak kancing, sehingga mereka dapat dengan mudah belajar melepas dan memakai pakaian sendiri.
- Pastikan toilet ramah anak dengan tambahan dudukan kecil atau tangga toilet.
- Tetap tenang dan konsisten selama proses belajar.
Kesimpulan
Toilet training adalah tonggak penting dalam perkembangan anak yang memerlukan kesabaran dan konsistensi dari orang tua. Dengan mengikuti jadwal yang teratur dan memberikan apresiasi, proses ini bisa menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Jangan lupa, setiap anak berkembang dengan caranya sendiri, jadi penting untuk menyesuaikan metode dengan kebutuhan mereka. (Restu)
Sumber: liputan6.com