KabarBijak

Tren Fenomena Childfree di Indonesia Meningkat, Ini Faktor Penyebab yang Menggerakkannya

Childfree jadi tren meningkat di Indonesia, dipengaruhi oleh pendidikan tinggi dan kesulitan ekonomi.

1,054  views

KamiBijak.com, Infosiana - Fenomena childfree semakin meningkat di Indonesia dan memicu perdebatan tentang pilihan hidup perempuan. Bagaimana tren ini berkembang, dan apa saja alasan yang mendorong perempuan untuk memilih hidup tanpa anak? Simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut tentang fenomena ini.

Fenomena Childfree di Indonesia Menjadi Tren yang Meningkat

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia baru-baru ini merilis laporan yang memaparkan tren kasus childfree di kalangan perempuan Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan pada kelompok perempuan berusia 15 hingga 49 tahun, ditemukan bahwa sebanyak 71 ribu perempuan dalam rentang usia tersebut memilih untuk tidak memiliki anak.

Laporan BPS menyebutkan beberapa alasan yang mendasari keputusan ini, mulai dari tingkat pendidikan tinggi hingga kesulitan ekonomi. Di samping itu, laporan juga mengindikasikan bahwa gaya hidup tertentu, termasuk homoseksualitas, bisa menjadi faktor tersembunyi di balik fenomena ini.

Tren Meningkat Setelah Pandemi

Dalam empat tahun terakhir, angka perempuan yang memilih childfree menunjukkan peningkatan signifikan. Meskipun sempat menurun pada awal pandemi COVID-19 dengan prevalensi 6,3% hingga 6,5%, tren ini kembali meningkat di tahun-tahun pascapandemi. Kebijakan seperti work from home (WFH) disebut memiliki dampak yang bersinggungan dengan keputusan perempuan untuk hidup childfree.

Dampak tren ini tidak hanya terlihat pada preferensi individu, tetapi juga pada angka kelahiran atau total fertility rate (TFR) di Indonesia. Jika tren ini terus berlanjut, jumlah anak yang lahir di masa depan diprediksi akan semakin sedikit, mengikuti pola serupa yang sudah terjadi di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Saat ini, tercatat satu dari 1.000 perempuan Indonesia memilih untuk menjalani hidup tanpa anak.

Alasan Banyak Perempuan Indonesia Memilih Childfree

Menurut data yang dihimpun BPS, ada beberapa alasan utama yang mendorong perempuan untuk memilih hidup childfree, di antaranya:

1. Pendidikan Tinggi

Perempuan yang mengejar pendidikan hingga jenjang S2 atau lebih tinggi cenderung menunda atau bahkan tidak berkeinginan untuk memiliki anak. Fokus pada pengembangan karier dan kebutuhan untuk meraih pencapaian akademik sering kali menjadi alasan utama.

2. Kesulitan Ekonomi

Faktor ekonomi juga menjadi alasan signifikan, terutama di kalangan perempuan dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah. Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mempersiapkan masa depan anak membuat beberapa perempuan merasa tidak siap untuk memiliki keturunan.

3. Pilihan Gaya Hidup

Selain faktor pendidikan dan ekonomi, perubahan gaya hidup dan pandangan terhadap pernikahan serta keluarga juga mempengaruhi keputusan untuk tidak memiliki anak. Banyak perempuan yang kini lebih memilih untuk fokus pada diri sendiri, mengejar hobi, atau menjalani kehidupan yang lebih bebas tanpa tanggung jawab merawat anak.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Keputusan untuk hidup childfree tidak hanya berdampak pada kehidupan individu, tetapi juga pada dinamika sosial dan ekonomi negara. Penurunan angka kelahiran dapat mempengaruhi struktur penduduk di masa depan, termasuk meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dibandingkan usia produktif. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pembangunan.

Fenomena childfree di Indonesia menjadi cerminan dari perubahan sosial yang kompleks. Pilihan ini tidak bisa dilepaskan dari konteks pendidikan, ekonomi, dan gaya hidup yang terus berkembang. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif untuk memahami tren ini, baik dari sisi kebijakan maupun kesadaran masyarakat, agar dampaknya dapat dikelola dengan baik di masa depan.

Kesimpulan

Fenomena childfree di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada perempuan dengan pendidikan tinggi dan yang mengalami kesulitan ekonomi. Tren ini mempengaruhi angka kelahiran dan struktur penduduk, sehingga memerlukan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Keputusan untuk tidak memiliki anak adalah hak setiap individu, namun perlu dipahami dengan baik agar dampaknya pada sosial dan ekonomi dapat dikelola secara bijaksana. (Restu)

Sumber: Detik.com

Saksikan video lebih lanjut di YouTube