Tunjangan Hari Raya, “Tradisi” Ramadan Perusahaan Indonesia

Kamibijak.com, Ruang KamiBijak – Bulan suci Ramadan selalu menjadi momen yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai bulan penuh berkah, Ramadan juga dijadikan momentum untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para karyawan.

THR biasanya diberikan menjelang Hari Raya Idul Fitri, dan waktunya dapat berbeda-beda tergantung dari perusahaan masing-masing. THR ini biasanya dihitung berdasarkan gaji pokok, dan diberikan secara tunai atau ditransfer langsung ke rekening pekerja.

Namun, seiring berjalannya waktu, konsep THR mengalami perubahan dalam implementasinya. Menurut Galuh, THR telah menjadi kebijakan resmi. Namun, di lingkup yang lebih kecil seperti keluarga, THR masih menjadi tradisi yang dilakukan saat kumpul bersama keluarga besar.

"Yang paling banyak mendapatkan THR biasanya adalah anak-anak yang masih kecil atau belum dewasa. Padahal, orang yang sudah dewasa dan belum memiliki pekerjaan juga seharusnya memiliki kesempatan yang sama," ujar Galuh.

Galuh sendiri mengatakan bahwa ia berniat untuk membelikan sebuah sepatu boots hitam dari uang THR-nya nanti untuk pergi ke festival di bulan Juni. Sementara menurut Kila, ia sendiri akan membelikan uang tersebut untuk kosmetik lip tint.

"Aku suka lip tint itu karena dia gampang dibawa kemana-mana dan biasanya kalau make up bibir itu, paling sering harus di touch up. Makanya aku suka lip tint," jelas Kila.

Selain Kila dan Galuh, Karyawan KamiBijak pasti memiliki tujuan yang berbeda-beda, mulai dari membeli sepatu, liburan, hingga ditabung untuk hari raya selanjutnya.

Meskipun THR telah menjadi kebijakan umum dalam lingkup perusahaan, namun penting bagi kita untuk tidak melupakan nilai-nilai kekeluargaan yang diwariskan oleh Ramadan. 

Memberikan THR bukanlah sekadar kewajiban atau tradisi, tetapi juga sebagai wujud kepedulian dan kasih sayang kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. (MG/Disha)

Sumber: Naskah KamiBijak