KabarBijak

Usahakan Kesetaraan Tuli, BAZNAS Usulkan Al-Quran Isyarat Dapat Diperlombakan

Mencapai kesetaraan bagi dunia Tuli, BAZNAS mengusulkan Al-Quran Isyarat dapat diperlombakan.

181  views

KamiBijak.com, Infosiana - Pada tanggal 8-16 September 2024 kemarin, digelar sebuah acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional yang ke-30 di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) membuka booth inovatif, yakni Al-Quran Braille dan kelas belajar Bahasa Isyarat yang bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).

Ketua BAZNAS Prof. Noor Achmad mengusulkan agar Al-Quran Bahasa Isyarat masuk perlombaan MTQ. Tujuannya supaya banyak teman Tuli makin bersemangat belajar Al-Quran.

“Akan diusulkan agar Quran dengan bahasa isyarat turut dilombakan di ajang MTQ dan STQ (Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadits) baik tingkat daerah maupun nasional yang akan datang,” ujar Noor.

BAZNAS sudah melakukan ToT untuk menyiapkan 1.000 tenaga pelatih Al-Quran Bahasa Isyarat. Akses Tuli kini sudah mulai inklusif.

Noor berharap, masyarakat bisa lebih terbuka terhadap pentingnya akses pendidikan agama bagi penyandang disabilitas.

"BAZNAS percaya bahwa dengan memperluas akses tersebut, akan tercipta masyarakat yang lebih berdaya dan berakhlak Qurani," terang Noor.

Sejak dibuka pada 8 September 2024, booth BAZNAS telah menarik perhatian banyak pengunjung, terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Menurut petugas penjaga booth BAZNAS, Silmi, kehadiran BAZNAS di MTQ Nasional kali ini membuka wawasan baru bagi masyarakat bahwa Al-Quran dapat diakses oleh siapa saja, termasuk penyandang disabilitas.

Lebih lanjut, Silmi berharap, agar guru-guru ngaji dan mahasiswa yang berkunjung ke booth ini dapat menjadi jembatan dalam menyebarluaskan pembelajaran Al-Quran Isyarat dan Braille di lingkungan mereka.

"Dengan hadirnya booth BAZNAS di MTQ ini, kami (BAZNAS) ingin memastikan bahwa semua umat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan, bisa mendapatkan akses yang sama terhadap ajaran Al-Quran. Syiar ini penting untuk memberikan pemahaman bahwa Al-Quran adalah untuk semua, tanpa terkecuali," tambah Noor. (Restu)

Sumber: liputan6.com

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
 
Follow kami juga di sini:
 
 
Terima kasih sudah menonton.

Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.