Diminta Lepas ABD Saat Ujian, Naufal Keluhkan Masih Ada Diskriminasi
Diminta melepaskan Alat Bantu Dengar saat ujian dan berakhir gagal, Naufal mengeluhkan masih ada diskriminasi.
KamiBijak.com, Infosiana - Naufal Athallah, siswa Tuli kelas 12 SMK di Tangerang Selatan, menyampaikan keluhan melalui akun @naunathz media sosial X, pada Minggu 16 Juni 2024. Dia bercerita, dia sedang mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Indonesia (UI) untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Naufal terkejut saat disuruh melepaskan Alat Bantu Dengar (ABD) miliknya oleh panitia UTBK supaya Naufal tidak dicurigai sedang melakukan penjokian. Padahal Naufal adalah seorang Tuli yang tentu tidak dapat mendengar secara baik. Perlakuan panitia tersebut tentu merupakan sebuah tindakan diskriminasi.
Ujian itu telah berlangsung sejak sebulan yang lalu, yakni 14 Mei 2024. Sebelum Naufal masuk ke ruangan untuk bersiap mengerjakan ujian, dia sibuk menghafalkan rumus dan berdoa. Naufal tahu, bahwa ada tiga peserta lain yang sedang membicarakan dia mengenai ABD di telinga. Namun, Naufal memilih untuk diam saja, mengabaikan, apalagi memarahi ketiga orang tersebut.
Namun saat masuk ke ruang ujian, panitia UTBK menyuruh Naufal melepas ABD tersebut. Padahal, dia sudah memberi tahu perihal kondisinya sebagai Tuli. "Saya nanya apakah saya bisa menggunakan alat bantu dengar saat ujian soalnya saya Tuli. Kata panitianya sih bilang 'dik punten dik, dilepas saja ya ABD-nya kalo sedang ujian' gitu sih," jelasnya. Akibat perintah itu, Naufal baru bisa memasang ABD-nya lagi setelah ujian selesai.
Akibatnya, dia jadi tidak bisa mendengar arahan panitia terkait ujian maupun posisi duduknya. "Tidak mendengar sama sekali, walaupun paham sedikit karena saya melihat pergerakan mulut panitianya," lanjut laki-laki berkacamata ini. Tak hanya itu, Naufal juga tiba-tiba merasa hilang arah saat mengerjakan tes tanpa pakai ABD. Dia mendengar suara berdenging di telinga yang sangat berisik. Karena hilang fokus, dia mengaku kesulitan menjawab beberapa soal yang seharusnya bisa dikerjakan. Ini karena Naufal merasa keseimbangan otaknya terganggu sehingga kebingungan dan pusing.
"Terutama ketika saya mengerjakan soal literasi dan matematika, jadi tidak fokus sama sekali. Padahal, saya sudah berusaha fokus membaca soal agar saya mengerjakannya dengan teliti," tutur dia.
Terkait hasil SNBT-nya, Naufal merasa malu karena skornya kecil sehingga tidak lolos SNBT. Meski begitu, Naufal berharap dirinya diterima masuk UI atau Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui tes jalur mandiri. (Restu)
Sumber: kompas.com
Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.