KabarBijak

Resmi Dirilis, Kini Ada Kitab Suci Hindu dengan Akses Disabilitas

Akhirnya Kemenag resmi merilis Kitab Suci Hindu yang ramah Disabilitas setelah Al-Quran dan Alkitab.

2,983  views

KamiBijak.com, Infosiana - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meresmikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa. Ini menjadi lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan Hindu Negeri pertama di Pulau Jawa. Peresmian tersebut berlangsung pada pembukaan Utsawa Dharmagita (UDG) Nasional XV di Pura Mangkunegaran, Solo. 

Turut hadir, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, Jajaran Eselon I Kemenag, Pj Gubernur Jateng Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama, serta para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.

Kementrian agama berharap, STAHN Jawa Dwipa dapat melahirkan generasi muda Hindu yang tidak hanya unggul dalam bidang akademis, tetapi juga memiliki integritas, moralitas, dan spiritualitas yang kuat. “STAHN Jawa Dwipa juga diharapkan mampu menjadi pusat keunggulan (center of excellence) dalam pendidikan agama Hindu di Pulau Jawa,” sebut Gus Men, panggilan akrabnya.

Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, melaporkan, STAHN Jawa Dwipa merupakan alih status dari Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) Klaten. Proses perubahan status dari STHD Klaten telah berproses sejak 2012 atau kurang lebih 12 tahun.

“Akhirnya resmi menjadi STAHN Jawa Dwipa setelah dikeluarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2024 Tentang Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Jawa Dwipa Klaten Jawa Tengah pada tanggal 13 Mei 2024 yang ditandatangani oleh Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Yaqut Cholil Qoumas serta diundangkan pada tanggal 16 Mei 2024,” kata I Nengah Duija.

I Nengah Duija menjelaskan bahwa momentum peresmian STAHN Jawa Dwipa ini harus dimaknai sebagai tonggak baru menuju sumber daya manusia Hindu yang unggul, baik dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswanya.

Selain itu, Menag Yaqut juga merilis Kitab Suci Agama Hindu Ramah Disabilitas sebanyak 242 set dengan rincian dalam bentuk braille sebanyak 82 set, audio book 80 set, dan dalam bentuk bahasa isyarat sebanyak 80 set. (Restu) 

Sumber: kemenag.go.id

 
Jangan lupa subscribe, tinggal komentar, dan share.
 
Follow kami juga di sini:
 
 
Terima kasih sudah menonton.

Like, Follow, dan subscribe Anda sangat berarti bagi kami untuk menambah semangat membuat konten yang lebih bermanfaat.